If I could pierce through the boundaries of impossibility and pass beyond the phase before birth. I would want to ask: what was our bond like, back then in the realm of souls? Sweet, profound, yet vanished without a trace.
I walk alone amid the emptiness of space-time.
That night, you sincerely listened to a weeping the world never knew existed. I understood it was a trick during that brief season of drawing close; a comfort that came when you finally saw what I truly am, something no one has ever known; not even my own heartbeat.
A madwoman, dancing amid the clamor of swirling harmony.
A madwoman who gambled half her life between expectations and illusions of hope.
For twenty-seven years this soul has walked the earth— thank you for being willing to share your warmth with me. Our story cannot go on; it was impossible from the start.
So let me give you a sweet goodbye. We never even met, yet it seems you truly fell in love with this madwoman after all.
I will miss you, as the quiet boundary that showed me, exactly how someone worthy would treat me, and how gently they would hold my broken pieces.
Andai aku dapat menembus batas-batas kemustahilan dan melwati fase sebelum kelahiran,
aku ingin bertanya: seperti apakah ikatan kita di alam ruh dulu? Manis, dalam, namun raib.
Aku berjalan sendirian di tengah kekosongan ruang-waktu.
Malam itu kau mendengarkan dengan tulus , tangisan yang tak pernah diketahui dunia.
Kini aku paham, itu hanyalah tipu daya di masa pendekatan — penghiburan yang muncul saat kau akhirnya melihat diriku yang sesungguhnya; sesuatu yang tak pernah dikenali siapa pun, bahkan oleh detak jantungku sendiri.
Perempuan gila, menari di antara riuhnya harmoni.
Perempuan gila, yang mempertaruhkan separuh hidupnya di antara ekspektasi dan ilusi.
Selama dua puluh tujuh tahun jiwa ini berjalan di bumi, terima kasih telah bersedia berbagi kehangatanmu denganku.
Kisah kita memang tak dapat dilanjutkan—mustahil sejak awal.
Maka izinkan aku mengucapkan selamat tinggal yang manis.
Kita bahkan tak pernah bertemu, namun kau benar-benar jatuh cinta pada perempuan gila ini.
Aku akan merindukanmu sebagai batas tenang yang pernah menunjukkan padaku,
bagaimana seseorang yang layak akan memperlakukanku, dan betapa lembutnya ia memegang kepingan-kepinganku yang telah hancur.
Note:
Witu, setidaknya berterima kasihlah padaku. Kau sudah abadi dalam sebuah tulisan.